SIMBOL-SIMBOL (CARA PENGGAMBARAN) KATUP DAN SALURAN PNEUMATIK
Pada pertemuan yang
keempat untuk sesi kontrol elektro pneumatik kali ini kita akan membahas
tentang simbol-simbol atau cara penggambaran katup dan saluran
pneumatik dalam diagram rangkaian kontrol elektro pneumatik. Untuk
memahami bahasan tersebut silahkan pelajari dan simak uraian berikut
ini.
Sistem kontrol pneumatik
terdiri dari beberapa komponen
sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan kontrol
menggunakan rangkaian
atau urut-urutan kerja dari bagian kerja yang disebut sebagai katup (valve).
Ada sementara orang yang menyebut ventil (dari bahasa
Jerman atau
Belanda). Jadi katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrol ataupun
pengatur,
baik untuk mulai (start), berhenti (stop), arah aliran angin.
Untuk memudahkan membaca
fungsi dari setiap jenis katup yang
akan digunakan, maka secara internasional digunakan sebagai fungsi
katup-katup
tersebut. Katup-katup yang dimaksud misalnya dari jenis konstruksi katup
bola,
katup cakra, katup geser, dan sebagainya. Hal ini tidak ubahnya dengan
perlengkapan listrik bahwa yang digambar pada suatu gambar kerja adalah
bukan
benda-benda atau alat-alat listrik secara fisik, melainkan digambar
secara
simbol-simbol dari setiap komponen peralatan listrik tersebut. Sejauh
ini
simbol-simbol katup pneumatik (bahkan untuk bidang hidrolik pun) secara
internasional yang sudah beredar dan diakui oleh beberapa negara adalah
seperti yang telah ditegaskan oleh DIN 24300 yaitu yang mengikuti
rekomendasi CETOP
(Comite Europeen des
Transmissions Oleohydrau-liques et Pneumatiques)
dan ISO/R 1219 –1970.
Katup digambarkan dengan
segi empat, banyaknya segi empat menentukan banyaknya posisi yang
dimiliki oleh sebuah katup (lihat gambar 1).
Gambar 1
Penamaan katup ditentukan
berdasarkan banyaknya lubang pada salah satu posisi per banyaknya posisi
dalam setiap lubang juga posisi awal dari katup. Posisi normal katup
selalu berada pada posisi sebelah kanan, sehingga simbol-simbol saluran
selalu diletakkan pada kotak sebelah kanan (lihat gambar 2).
Gambar 2
Katup pada gambar 2 di
atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan lubang A dimana lubang P
adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup, sedangkan lubang
A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup. Katup tersebut
mempunyai dua posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan
posisi terbuka (kotak sebelah kiri), sedangkan pada posisi normal katup
tersebut berada pada posisi tertutup (kotak sebelah kanan alirannya
tertutup).
Katup pada gambar 3 di
bawah mempunyai dua lubang seperti halnya katup pada gambar 2, dan katup
tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi terbuka (kotak sebelah
kanan) dan posisi tertutup (kotak sebelah kiri). Pada posisi normal
katup tersebut berada pada posisi terbuka (terdapat arah panah dari P ke
A menandakan aliran terbuka).
Gambar 3
Menurut fungsinya
katup-katup pneumatik secara garis besar dibagi menjadi 6
(enam) kelompok, yaitu: 1) katup pengarah atau directional
way valve, 2) katup non-balik
atau non-return valve, 3) katup
pengontrol tekanan atau pressure
control valve, 4) katup
pengontrol
aliran atau flow control valve, 5) katup penutup atau shut-off valve,
dan 6) katup-katup kombinasi atau combination valves.
Tetapi yang akan dibahas
pada pertemuan kali ini adalah poin yang pertama yaitu katup pengarah
(directional way valve), sedangkan katup-katup lainnya akan dibahas pada
pertemuan atau kesempatan berikutnya.
1. Katup
Pengarah (directional way valve)
Katup pengarah adalah
perlengkapan yang menggunakan
lubang-lubang saluran kecil yang akan dilewati oleh aliran angin,
terutama
untuk mulai (start) dan berhenti (stop) serta mengarahkan aliran
itu.
Dalam
membuat diagram rangkaian (circuit
diagram) pneumatik, setiap
jenis
katup yang digunakan harus digambarkan secara simbol-simbol saja.
Simbol-simbol
ini hanya untuk menunjukkan fungsinya, bukan
merupakan prinsip kerja dari
konstruksi katupnya. Untuk memahami dan cara
menggambar katup pengarah, perhatikan Gambar 4 s/d 9 di bawah ini dan
harap disimak dengan sebaik-baiknya.
Pada katup-katup yang dapat diatur
(disetel) kembali, misalnya dengan pegas pengembali (spring return)
maka
posisi normal ditentukan sebagai posisi perubahan diambil dengan
menggerakkan
bagian-bagian dari katup ketika katup tersebut tidak dihubungkan. Posisi
awal
adalah bahwa posisi diambil dengan menggerakkan bagian-bagian katup
setelah
pemasangan dalam sistem dan menghubung-kan tekanan yang mencatu (men-supply),
misalnya
secara manual, mekanik, elektrik, dan yang dimaksud dalam perubahan
program awal. Dengan kata lain, posisi normal adalah posisi katup
sebelum
mendapat gerakan kontrol.
Gambar 4
Katup pada
gambar 4 di atas mempunyai tiga lubang yaitu lubang P, lubang A dan
lubang R, dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke
dalam katup, lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup yang
akan dihubungkan ke komponen berikutnya, sedangkan lubang R adalah
lubang pembuangan udara ke atmosfir. Katup tersebut mempunyai dua posisi
yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak
sebelah kiri). Pada posisi normal katup tersebut berada pada posisi
tertutup (karena aliran udara dari lubang P ke lubang A ditutup),
sedangkan lubang A tersambung ke lubang pembuangan R, artinya udara yang
telah melakukan kerja dibuang melalui lubang A ke lubang R.
Gambar 5 Katup
antara lubang P ke lubang A terbuka, sedang lubang R tertutup
Gambar
6 Katup yang mempunyai 4 lubang dan 2 posisi
Gambar
7
Gambar
8
Gambar 9
Setiap
katup dilengkapi dengan pembuangan udara yang telah dianggap selesai
melakukan
tugas. Model pembuangan udara bekas itu ada dua alternatif yaitu dibuang
secara
langsung dan lewat saluran penghubung (Gambar 4 s/d 9). Pada umumnya
juga telah
dilengkapi dengan peredam (silencer) supaya saat udara angin tidak
menimbulkan kebisingan. Alat peredam suara ini biasanya tidak nampak
dari luar
secara fisik, melainkan dibuat sembunyi sehingga tidak akan nampak sama
sekali.
Untuk menjamin bahwa katup
dipasang dengan tepat maka setiap saluran penyambungnya diberi tanda
huruf
besar atau angka. Tanda-tanda itu dibuat supaya saat membuat rangkaian
diagram
pneumatik menjadi lebih mudah mengkonstruksi-nya. Tanda-tanda saluran
yang umum
digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini. Tanda dan
penomoran itu telah
merujuk kepada ISO-1219.
Tabel 1. Simbol-Simbol dan
Penomoran pada Lubang Saluran (Katup) Pneumatik
No
|
Jenis Saluran
|
Simbol (Tanda)
|
||
1.
|
Kerja
(keluar dari katup)
|
A, B,
C, …
|
atau
|
2, 4,
6, …
|
2.
|
Tenaga
(pressure)
|
P (Pressure)
|
atau
|
1
|
3.
|
Pembuangan
dari katup
|
R, S,
T, …
|
atau
|
3, 5,
7, …
|
4.
|
Kebocoran
|
L (Lose)
|
atau
|
-
|
5.
|
Kontrol
atau sinyal
|
X, Y,
Z, …
|
atau
|
1.2 ;
1.4 ; 1.6 ; …
|
Manfaat pemberian tanda-tanda
ini adalah untuk memudahkan saat pemasangan awal atau membuat konstruksi
baru,
atau mungkin untuk pengecekan karena harus melakukan rekonstruksi,
perbaikan,
dan sebagainya. Hal ini penting jika jumlah katup-katup sebagai komponen
rangkaian diagram pneumatik banyak sekali.
Jumlah katup pengarah banyak sekali macamnya, untuk itu perlu penulis ringkas seperti terlihat pada gambar 10 di bawah ini. Jika sedang mengamati katup dari jenis katup pengarah maka yang pertama diperhatikan adalah jumlah lubangnya. Dihitung dulu jumlahnya, misalnya 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. Setelah itu baru melihat jumlah posisinya, misalnya 2, 3, dan mungkin 4 posisi. Terakhir adalah mengambil kesimpulan bahwa katup pengarah itu berpenandaan 2/2-way, 3/2-way, 4/2-way, 5/2-way, 3/3-way, 4/3-way, dan sebagainya.
Jumlah katup pengarah banyak sekali macamnya, untuk itu perlu penulis ringkas seperti terlihat pada gambar 10 di bawah ini. Jika sedang mengamati katup dari jenis katup pengarah maka yang pertama diperhatikan adalah jumlah lubangnya. Dihitung dulu jumlahnya, misalnya 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. Setelah itu baru melihat jumlah posisinya, misalnya 2, 3, dan mungkin 4 posisi. Terakhir adalah mengambil kesimpulan bahwa katup pengarah itu berpenandaan 2/2-way, 3/2-way, 4/2-way, 5/2-way, 3/3-way, 4/3-way, dan sebagainya.
Gambar
10 Ringkasan Katup Pengarah dari Macam-Macam Katup Pneumatik